« Home | lauuutttt......i'm coming » | it's about AttiTUDE! » | uOlEH-uoLEH saKing JoGjA » | puasa nie... » | whuaaaaaa.... kangen laut....pengen ke laut...... ... » | baBy's bRaiN » | waaahh....kok jadi gini ya blog-ku. sok tau sih. n... » | bElaJaR koMuniKasI » | fulL-Cholesterol dinneR » | nasioNalisMe mErah pUtih »

smacK it Down!!!!

kala perdebatan sengit terjadi, sesaat sebelum akhirnya tayangan yang mengaku bergenre sport itu tidak lagi ditayangkan, memoriku memutar kembali suasana di kelas pSIKOlogiKOMunikasi bareng mas wiwied. topik yang didiskusikan saat itu seputar efek media. sekedar refresh aja, ada 3 teori utama tentang efek media, bullet theory (+hypodhermic needle theory+stimulus respon theory); uses and gratification; en agenda setting. teori peluru mengganggap khalayak bersifat pasif, gampang dipengaruhi media, media dianggap sedemikian perkasa mempengaruhi hingga ke perilaku khalayak. teori kedua bilang, khalayak gak lagi pasif, tapi aktif nentuin pilihan. mereka memilih dan menggunakan media sesuai kebutuhan dan yang dianggap bisa kasih kepuasan. di sini, media dianggap sudah tak lagi perkasa. terakhir, agenda setting. ini tentang adanya satu agenda yang pasti pengen dicapai media. media milih hal2 yang nantinya bisa dikonsumsi khalayaknya. disini media masih cukup perkasa tapi tak sampai bisa mengubah perilaku atau sikap khalayak.
so, kalo diliat respon publik yang sedemikian kejam mengecam tayangan semacam smack down yang merusak anak2, apalagi saat jatuh banyak korban luka parah juga nyawa melayang. wah wah...indikasi bahwa publik indonesia masih berpegang teguh pada teori peluru nampak jelas. padahal itu teori dah dianggap basi. ya...begini ini cara pandang publik kita yang masih aja suka mencari kambing hitam. meski ada juga segelintir orang yang dengan 'bijaksana' menyalahkan orang tua yang kurang mampu mendidik anaknya. jelas mengkambinghitamkan orang tua juga bakal dapat kritik juga.
kembali ke diskusi di kelas, mas wiwied menyimpulkan dari sejumlah celutuk yang muncul bahwa sebenarnya media tak berjalan sendiri dalam mempengaruhi khalayak--dalam kasus yang kami bahas adalah anak-anak--ada lingkungan, ada orang tua, ada juga peer group yang jelas banget efeknya. jadi kurang bijaksana jika mengkambinghitamkan media,mungkin..
masih berkaitan dengan itu, diskusi ditutup dengan satu tanya yang belum juga terjawab hingga pertemuan selanjutnya, yaitu apakah media, dalam hal ini televisi, dapat digunakan sebagai media pembelajaran atau simpelnya dapat menambah pengetahuan? waah..jelas tidak bisa dijawab hanya dengan 'dapat' atau 'tidak dapat'. so???